10 Oktober 2016 - 08:49
Dakwah Ahlul Bait Sulsel Sesalkan Penolakan Asyura

“Negara harus hadir. Aparat seharusnya membubarkan demo semacam itu, karena mengancam kebhinekaan dan kesatuan Indonesia dan nyawa orang lain."

Menurut Kantor Berita ABNA, salah satu pimpinan Yayasan Dakwah Ahlul Bait Sulsel, Buya Hamka menyesalkan upaya penolakan penyelenggaraan Asyura di Makassar.

“Seruan untuk pembubaran itu sendiri adalah bentuk provokasi yang mengadu umat Islam satu dengan yang lainnya. Apalagi mereka, berdasarkan banyak berita, mengancam akan melakukan pembubaran dengan segala tindakan kekerasan, bahkan dengan senjata tajam," ujarnya, Senin (10/10/2016).

Menurutnya, ancaman itu sudah termasuk pelanggaran hukum. Dia menjelaskan, Indonesia menjamin kebebasan beragama sesuai konstitusi.

“Negara harus hadir. Aparat seharusnya membubarkan demo semacam itu, karena  mengancam kebhinekaan dan kesatuan Indonesia dan nyawa orang lain," kata dia.

Selama ini, kata dia, pengikut Ahlul Bait di Indonesia tidak pernah menimbulkan ancaman bagi NKRI. Bahkan dalam doktrin dakwah Ahlul Bait, kecintaan terhadap tanah air menjadi menjadi bagian tak terpisahkan. 

“Kalau ada perang antara Indonesia dengan negara manapun, umpamanya, doktrin kami adalah mati mempertahankan Indonesia. Kami tidak tahu yang lain," tambahnya.

Dia berharap TNI dan kepolisian meneliti elemen-elemen masyarakat yang menolak peringatan Asyura. “TNI dan Polisi jangan malah sampai dihegemoni oleh propaganda dan hasutan mereka dan memberikan ruang pada mereka," jelasnya.

Mazhab Syiah, menurutnya, bukan aliran terlarang di Indonesia. Peringatan Asyuro banyak dijumpai di semua bagian daerah Indonesia.

“Mulai dari Aceh bahkan di Sulsel ini, acara Asyuro dalam bingkai budaya banyak dilakukan. Penolakan-penolakan terhadap acara semacam ini sungguh tidak sesuai dengan cita-cita didirikannya negara ini," katanya.